sedikit orang yang diluluh kemalangan puisi
ia mampu menyusun ingatan dan hasratnya
dalam sebuah aksen khas sang pecinta
disalah satu latar terpencil kesadarannya
mengungkapkan segala dan mimpi dalam kesatuan belaka
Sabtu, 22 Mei 2010
ASMARA
asmara tak ubahnya asap rokok
yang berhamburan kemana mana
kelangit paling gelap
hujan yang pandai meratap
ke dalam tubuh yang tak lagi menyimpan harap !!
yang berhamburan kemana mana
kelangit paling gelap
hujan yang pandai meratap
ke dalam tubuh yang tak lagi menyimpan harap !!
Senin, 03 Mei 2010
Asal Muasal Tradisi Petasan di Betawi
Petasan kerap digunakan oleh masyarakat asli betawi dalam rangkaian kegiatan adat, seperti pada saat acara pernikahan ataupun saat acara sunatan/khitanan.
Biasanya petasan yang digunakan pun bukan petasan satuan biasa. Tapi merupakan petasan yang telah disusun atau disambungkan mulai dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, terikat dalam satu rentetan yang cukup panjang. Dan sebelum petasan siap dinyalakan/dibakar, biasanya rentetan petasan tersebut di gantung pada batang pohon yang tinggi atau di pasang pada sebuah batang bambu panjang.
Apakah kamu tahu sejak kapan tradisi petasan di betawi ada?
Tradisi petasan di betawi sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, dibawa oleh orang orang Tionghoa (Cina) yang tinggal dan menetap di Indonesia. Orang tionghoa menggunakan petasan hanya sebagai hiburan mengingat kampung halaman mereka. Suaranya yang gemuruh dan berisik mengundang orang orang untuk melihatnya.
Naahh,, dari kejadian tersebut,, Ditirulah caranya oleh orang orang betawi yang tinggal di Batavia saat itu sebagai alat komunikasi antar mereka terutama untuk memberitahu orang orang dan kerabat mereka antar kampung. Petasan kerap digunakan dalam acara pernikahan orang orang betawi saat itu, sebagai pemberi tanda kepada warga sekitar maupun warga yang bersebelahan kampung bahwasannya ditempatnya (tempat orang yang membakar petasan) sedang diadakan pesta. Petasan melambangkan simbol undangan kepada warga agar menghadiri hajat yang tengah diselenggarakan.
Mengapa harus menggunakan petasan?
Karena waktu itu belum ada kartu undangan,, heheheeee …
Petasan digunakan karena bunyinya yang nyaring dan keras. Suaranya bisa bergema dengan jarak yang cukup jauh. Petasan digunakan karena praktis dan merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien sebagai simbol undangan saat itu.
Nah bertambah lagi kan satu pengetahuan kita tentang budaya Betawi..
Mariii cintai budaya dengan banyak membaca sejarahnya..
Biasanya petasan yang digunakan pun bukan petasan satuan biasa. Tapi merupakan petasan yang telah disusun atau disambungkan mulai dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, terikat dalam satu rentetan yang cukup panjang. Dan sebelum petasan siap dinyalakan/dibakar, biasanya rentetan petasan tersebut di gantung pada batang pohon yang tinggi atau di pasang pada sebuah batang bambu panjang.
Apakah kamu tahu sejak kapan tradisi petasan di betawi ada?
Tradisi petasan di betawi sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, dibawa oleh orang orang Tionghoa (Cina) yang tinggal dan menetap di Indonesia. Orang tionghoa menggunakan petasan hanya sebagai hiburan mengingat kampung halaman mereka. Suaranya yang gemuruh dan berisik mengundang orang orang untuk melihatnya.
Naahh,, dari kejadian tersebut,, Ditirulah caranya oleh orang orang betawi yang tinggal di Batavia saat itu sebagai alat komunikasi antar mereka terutama untuk memberitahu orang orang dan kerabat mereka antar kampung. Petasan kerap digunakan dalam acara pernikahan orang orang betawi saat itu, sebagai pemberi tanda kepada warga sekitar maupun warga yang bersebelahan kampung bahwasannya ditempatnya (tempat orang yang membakar petasan) sedang diadakan pesta. Petasan melambangkan simbol undangan kepada warga agar menghadiri hajat yang tengah diselenggarakan.
Mengapa harus menggunakan petasan?
Karena waktu itu belum ada kartu undangan,, heheheeee …
Petasan digunakan karena bunyinya yang nyaring dan keras. Suaranya bisa bergema dengan jarak yang cukup jauh. Petasan digunakan karena praktis dan merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien sebagai simbol undangan saat itu.
Nah bertambah lagi kan satu pengetahuan kita tentang budaya Betawi..
Mariii cintai budaya dengan banyak membaca sejarahnya..
Langganan:
Postingan (Atom)